Kenali kelebihan dan kekurangannya, jadi Anda pun tak salah pilih.
Bagi kamu yang belum bekeluarga tidak ada salahnya untuk tahu sedikit tentang alat KONTRASEPSI yang
sering dipakai dan telah teruji keamanannya. Pola kehidupan sosial
masyarakat masa kini ternyata menuntut para remaja untuk segera
dikenalkan pada alat kontasepsi. Hal tersebut diutarakan Sekretaris
Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI), Dr.
Nafsiah Mboi, SpA, MPH dalam sebuah seminar tentang MDG's di Auditorium
FKUI, Jakarta. Menurutnya, pola kehidupan sosial saat ini harus
diperhatikan, karena faktor agama bukanlah satu-satunya yang dapat
mengendalikan perilaku masyarakat, terutama dari pola hidup seks bebas
pada kaum muda.
Menjaga
kesehatan tidak bisa diremehkan oleh siapa saja, khususnya kaum wanita.
Bukan hanya kesehatan fisik, namun juga kesehatan organ intim dalam
tubuh, seperti rahim dan indung telur. Mengatur jarak kehamilan dan
jumlah anak, merupakan salah satu cara menurunkan resiko terganggunya
organ-organ tersebut. Salah satu cara yang mudah dalam merencanakan
kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Di
Zaman semoderen sekarang ini terdapat berbagai jenis alat kontrasepsi
sehingga pasangan suami istri yang ingin menjaga jarak kelahiran
memiliki banyak pilihan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam artikel
kali ini di bidang kesehatan konsultasisawit ingin membahas mengenai
bebagai jenis alat kontrasepsi, kelebihan yang dimilikinya serta
kelemahannya juga. Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan
perencanaan kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu,
kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam,
dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop
kehamilan.
Kontrasepsi
adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan.
Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran ,yang dapat dibeli dengan bebas. Jenis alat
Kontrasepsi tsb antara lain :
- Kondom
- Spermatisida (obat pembunuh sperma)
- Vagina Diafragma (Kondom Wanita)
- Pil KB
- Suntik KB
- Susuk KB / Implan
- IUD (Spiral)
Seperti
kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar,
kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi hormonal, mekanik dan kontrasepsi mantap.
KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi
ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil,
suntikan, atau susuk.
Pada
prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah
pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher
rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim
menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran
telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma
dan sel telur.
Pil KB
Pil KB juga memberikan kendali di tangan wanita untuk mencegah kehamilan.
Pil
bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan
meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi
ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua
terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai
variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula
kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.
Pil
/ tablet kontrasepsi mengandung hormon sintetik yang berfungsi untuk
menganggu’ proses hormonal yang normal pada tubuh seorang wanita.
Gangguan ini akan menyebabkan pematangan dan pelepasan sel telur dari
indung telur akan ikut ikutan terganggu, sehingga mencegah pengeluaran
sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan leher Rahim. Dengan
adanya ganguan tersebut dapat menghambat sperma untuk masuk lebih jauh
ke dalam Rahim dan sel sperma tentu tidak akan berhasil membuahi sel
telur bila memang tidak ada sel telur yang keluar dari indung telur.
Berupa
kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB
paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
- Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
- Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
- Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Pil
Kontrasepsi ini dipasaran tersedia dalam berbagai jenis / merek dengan
berbagai macam komposisi kadar hormonnya. Pada umumnya pil ini terdiri
dari 28 pil yang terdiri dari 21 pil yang berisi hormon dan 7 pil yang
tidak berisi hormon. Pemakai diharuskan minum pil tsb setiap hari 1 pil
dimulai dengan pil dengan tanda urutan pertama.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu
- sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo).
- sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).
Pada
setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau
progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang
menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen
tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil
dengan efek estrogen rendah.
Sifat
khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah
tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala,
perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen
progesterone menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan
tangan sering kram, liang senggama kering.
Kekurangan
pil KB adalah tidak melindungi terhadap PMS, harus diambil setiap hari
sesuai jadwal agar efektif, dan menambah hormon sehingga meningkatkan
risiko trombosis, penambahan berat badan, sakit kepala, mual dan efek
samping lainnya. Pil KB tidak boleh diambil oleh wanita dengan kondisi
kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit liver, dan penyakit
jantung.
Penggunaan
pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi
ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual
sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah
seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.
Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Keuntungannya,
pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit
endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur
keluarnya darah haid.
Bila
pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan efektifitas
kontrasepsi pil ini dapat mencapai 98 - 99 persen. Jadi, ada sekitar 7
wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun. OC merupakan metode
yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung
berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan. pil
ini dinyatakan aman selama pemakaian dibawah pengawasan dokter
Kontrasepsi suntik (injeksi)
Kontrasepsi
suntik atau injeksi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan
ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Umumnya
pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil,
begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk
penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun. Sebelum disuntik,
kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Setiap tiga
bulan sekali mendapatkan suntikan baru. Selama periode tersebut,
menstruasi normal.
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
- Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
- Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).
- Suntikan /10 minggu; contoh: Norigest
Keunggulan
kontrasepsi suntik adalah keandalannya yang setara dengan pil KB atau
susuk dan Anda hanya perlu memikirkan kontrasepsi setiap 3 bulan sekali.
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Selain itu keuntungan suntikan adalah
tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi
rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Kelemahannya,
Anda tidak terlindungi terhadap PMS dan mendapatkan hormon. Anda juga
tidak bisa menghentikannya tiba-tiba karena hormon selama tiga bulan
tetap aktif di dalam tubuh. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk
karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi
tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali.
Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil
dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
Implan / susuk KB
Implan
atau susuk KB disebut alat kontrasepsi bawah kulit, adalah batang kecil
berisi hormon yang diletakan di bawah kulit lengan wanita pada lengan
kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api.
Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji
coba susuk satu kapsul*implanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa
hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon
tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi
terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun *(Norplant)* dan 3 tahun *(Implanon)*.
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Jadi selama jangka waktu
tersebut, Anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi. Bila Anda
menginginkan anak, susuk KB dapat dicopot kapan pun. Biaya murah dan
pemakaian yang tidak merepotkan adalah keunggulan lain susuk KB.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam
setahun.
Kekurangannya,
menyebabkan sakit kepala dan jerawat pada beberapa wanita, tidak
melindungi terhadap PMS dan Efek samping lainya sekitar 20 persen
wanita, berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau
tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan,
ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya
dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu
pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.
KONTRASEPSI MEKANIK
Dinamakan
mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini
mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa
kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan
diafragma.
Kondom
Kondom
berasal dari bahasa latin condusyang berati penampung. Kondom adalah
sejenis kantung yang disarungkan pada penis sebelum melakukan hubungan
seksual. Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan
digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom
terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis.
Fungsi
kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam
vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai
bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). Kondom harganya murah,
mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga
bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok
terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja
terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis.
Alat
kontrasepsi ini memiliki kelebihan melindungi dari PMS dan tak
mempengaruhi hormon. Kekurangannya yaitu efektivitasnya. Sekitar 2-15
persen wanita masih hamil meskipun pasangannya menggunakan kondom.
Kondom wanita (Diafragma)
Kontrasepsi
wanita yang mirip kondom, bentuknya seperti topi yang menutupi mulut
rahim. merupakan sebuah kantung berlubrikasi dengan dua cincin fleksibel
di ujung-ujungnya.
Kondom
wanita sangat efektif bila digunakan dengan benar. Kondom wanita
memiliki keuntungan melindungi dari PMS, tidak mudah slip atau bocor,
tidak memengaruhi hormon dan tidak menimbulkan alergi (karena terbuat
dari polyurethane, bukan lateks). Terbuat dari bahan karet dan agak
tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang
dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.
Kondom
ini dapat dipasang sebelum melakukan hubungan seksual (hingga 8 jam
sebelumnya) jadi tidak perlu jeda selama bermesraan. Setelah itu bisa
dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari
kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor
Kerugiannya
adalah beberapa orang merasakan kurang nyaman, tidak efektif untuk
semua posisi, dan harganya mahal. Kondom wanita tidak dapat digunakan
bersamaan dengan kondom pria karena dapat menyebabkan posisinya bergerak
keluar.
Spiral / AKDR / IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Selain
dengan memakai pil (baik dedicated pills atau pil KB biasa), metode
kontrasepsi darurat lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan
pemasangan AKDR jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya
hubungan seksual tanpa perlindungan. Hanya dibutuhkan waktu beberapa
menit saja untuk memasang IUD dan mampu mencegah kehamilan hingga 3-10
tahun, tergantung jenis IUD yang digunakan.
Alat
ini terbuat dari plastik dan tembaga yang berbentuk T (oleh karenanya
disebut Cuper T ), alat ini dengan suatu prosedur sederhana dimasukkan
kedalam rahim Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur
yang telah dibuahi di dalam Rahim.
cara memasang IUD |
Mekanisme
Kerja Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual
terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi
sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai
kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual tertjadi) dalam
beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan
mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada
kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan
mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi
ke dinding rahim).
Walaupun
telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk mencegah kehamilan, cara
kerja spiral masih belum sepenuhnya dipahami. Spiral memengaruhi
gerakan dan kelangsungan hidup sperma dalam rahim sehingga mereka tidak
dapat mencapai sel telur untuk membuahi. Spiral juga mengubah lapisan
rahim sehingga tidak cocok untuk kehamilan dan perkembangan embrio
janin.
Kemanjuran
Lebih dari 8400 AKDR jenis copper-T telah dipasangkan setelah
terjadinya hubungan seksual sejak 1976, dengan hanya 8 kehamilan
terjadi: berarti angka kehamilan di bawah satu dalam 1000, sehingga
pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi darurat alat ini cukup Efektif
dengan kemampuan sampai 97 - 98 % dalam mencegah kehamilan.
Intrauterine
device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah metoda
kontrasepsi dengan meletakkan suatu alat di dalam uterus sehingga
mencegah fertilisasi dan transport dalam tubulus (saluran). Ada dua
macam IUD:
- IUD dengan tembaga (ParaGard T 380 A), IUD jenis ini bekerja dengan cara menstimulasi pengeluaran sel leukosit dan mediator radang prostaglandin oleh endometrium akibat adanya selubung tembaga yang bersifat inflamatif. Adanya leukosit dan prostaglandin bersifat spermisidal dan ovisidal. Selain itu diduga IUD dengan tembaga menghambat perkembangan embrio pada masa pra implantasi.
- IUD dengan progestogen/levonorgestrel (Mirena), Mirena mengandung 20µg levonogestrel yang menghambat ovulasi dan menyebabkan penebalan mukus serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Selain itu, sama seperti Paragard, Mirena (yang dianggap sebagai ‘benda asing’ di uterus) juga menstimulasi pengeluaran mediator inflamasi yang bersifat spermisidal dan ovisidal.
Jenis IUD yang tersedia tahun 2004. ParaGard (kiri) dan Mirena (kanan). |
Beberapa hal yang membuat ParaGard dan Mirena disukai antara lain:
- Baik ParaGard dan Mirena adalah alat kontrasepsi yang bersifat “use and forget” karena tidak perlu diganti sampai 10 dan 5 tahun.
- Kini lebih dianggap sebagai alat kontrasepsi daripada sebagai agen untuk aborsi
- Menurunkan resiko infeksi panggul
- Menurunkan angka kehamilan ektopik hingga 50% dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi apabila dipasang dengan tepat (WHO, 1985, 1987)
- Legalitasnya lebih diakui karena FDA mengklasifikasikan IUD sebagai obat.
Efektifitas:
IUD memiliki angka kesinambungan satu tahun yang sama seperti
kontrasepsi oral. Bahkan IUD memiliki efektifitas yang sama seperti
sterilisasi tubal (American College of Obstetrician and Gynecologist,
2003) dan menurunkan angka kehamilan yang tidak dikehendaki setelah satu
tahun penggunaan (Vessey et.al, 1983). Preparat Mirena memiliki angka
kegagalan sekitar 0,1%, lebih rendah dibanding preparat ParaGard (Rowe,
1992). Keuntungan lain dari IUD terutama preparat Mirena adalah
mengurangi jumlah kehilangan darah selama menstruasi dan dapat digunakan
sebagai terapi menorrhagia. Wanita dengan kontraindikasi kontrasepsi
oral disarankan menggunakan preparat ini.
Efek samping:
- Perforasi dan aborsi, akibat pemasangan preparat yang kurang tepat
- Nyeri uterus dan perdarahan kira-kira segera setelah pemasangan. Pemberian NSAID dapat mengurangi nyeri ini.
- Menorrhagia, terutama pada penggunaan preparat ParaGard (IUD dengan tembaga). Sebaliknya preparat Mirena menyebabkan amenorrheae pada 30-60% pasien.
- Infeksi terutama terjadi pada saat pemasangan IUD, namun tidak pada saat penggunaan jangka panjang. Ada risiko terjadinya infeksi panggul 20 hari setelah pemasangan, namun tidak ada penurunan insidens dengan pemberian antimikroba. Oleh sebab itu, Perhimpunan Obstetri Ginekologi Amerika (2001) tidak merekomendasikan pemberian antibiotik profilaksis pada saat pemasangan. Namun infeksi apapun yang terjadi setelah 45-60 hari harus dianggap sebagai sexually transmitted dan diterapi secara tepat.
Kontraindikasi penggunaan IUD:
Kontraindikasi umum
- Kehamilan atau dugaan kehamilan
- Abnormalitas yang menyebabkan distorsi rongga uterus
- Terdapat atau memiliki riwayat infeksi panggul akut
- Endometritis postpartum atau aborsi infeksi dalam tiga bulan yang lalu
- Keganasan
- Perdarahan genital tanpa sebab yang jelas
- Vaginitis atau servisitis tidak tertangani
- Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
- Gangguan imunitas tubuh (leukemia, HIV, penyalahgunaan obat) yang meningkatkan risiko infeksi
- Aktinomikosis genital
- Sebelumnya menggunakan IUD namun belum dilepas
Kontraindikasi spesifik preparat ParaGard
- Penyakit Wilson
- Alergi tembaga
Kontraindikasi spesifik preparat Mirena
- Hipersensitivitas terhadap preparat ini
- Karsinoma payudara
- Riwayat kehamilan ektopik yang dapat menjadi predisposisi kehamilan ektopik
Beberapa hal yang harus diingat dalam mengaplikasikan IUD:
- Selidiki apabila terdapat kontraindikasi, lakukan konseling dan informed consent
- Berikan NSAID untuk penanganan kram setelah pemasangan
- Lakukan pemeriksaan pelvis untuk melihat posisi uterus dan adneksa. Adanya abnormalitas merupakan kontraindikasi pemasangan. Jika adanya sekret mukopurulen dan vaginitis maka terlebih dahulu diobati.
- Pastikan preparat tidak dimuat ke dalam tabung penginsersi lebih dari 5 menit sebelum diinsersikan/digunakan.
- Bersihkan serviks dan vagina dengan antiseptik dan aplikasikan preparat seperti dalam petunjuk kemasan
- Ingatkan pasien untuk melaporkan keluhan/efek samping apapun yang dirasakan secepatnya.
Meluruhnya
preparat IUD sering terjadi pada bulan pertama pemakaian. Untuk itu
pasien dapat diajarkan untuk mengeceknya sendiri dengan cara palpasi
menggunaan jari ke dalam vagina/serviks. Bila bagian ‘ekor’ preparat
tidak teraba, maka dapat dicurigai IUD telah lepas atau justru masuk
menyebabkan perforasi. Untuk itu harus dipastikan dengan bantuan USG
atau histeroskopi.
Penggantian preparat IUD setiap 10 tahun (ParaGard) dan 5 tahun (Mirena).
cara memasang iud |
Keunggulan
spiral adalah berjangka panjang, pemakaiannya dapat sampai 3 - 10
tahun, setelah itu kamu harus ganti dengan yang baru. IUD.lebih murah
dibandingkan kontrasepsi lain dan jika Anda ingin hamil, kesuburan Anda
dapat dikembalikan dengan cepat setelah Anda melepaskannya. Spiral
progestogen memiliki manfaat tambahan mengurangi perdarahan haid.
Kekurangan
dari spiral adalah bila gagal dan wanita menjadi hamil, perangkat ini
harus dibuang sesegera mungkin karena meningkatkan risiko keguguran.
Selain itu, efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa
tidak enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi.
Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang
banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim. ada risiko kecil
infeksi setelah pemasangan spiral, kehamilan ektopik dan berbagai efek
samping seperti menstruasi tidak teratur, vagina kering, sakit kepala,
mual dan jerawat. Pemasangan AKDR dan Infeksi Menular Seksual termasuk
HIV Untuk mereka yang berisiko tinggi untuk tertular IMS, pemakaian pil
lebih aman daripada pemasangan AKDR, sebab pada saat pemasangan, bakteri
dapat ikut masuk ke dalam rongga rahim yang steril. Jika tidak diobati
dapat menyebabkan infeksi yang kemudian bisa berakibat terjadinya
Penyakit Radang Panggul (PRP). Infeksi HIV juga dapat meningkatkan
risiko PRP sehubungan dengan pemasangan AKDR.
Beberapa
wanita mengaku mengalami efek samping dari penggunaan IUD. IUD umumnya
terbuat dari polyethelen dimana dibagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Tembaga yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat
memiliki efek samping seperti migrain, penambahan berat badan, lesu, dan
bahkan kerontokan rambut. Beberapa wanita yang lain mengalami siklus
menstruasi yang lebih berat dan kram intens selama menstruasi.
"Sebenarnya
IUD dalam tubuh Anda tidak menimbulkan masalah yang serius, masalah
akan datang ketika dalam tubuh Anda terdapat tembaga dalam jumlah
berlebih," kata Dr. Lawrence Wilson dari The Center for Development
seperti dilansir dari youbeauty, Senin (14/5/2012).
Kelimpahan
tembaga dapat menyebabkan perubahan di berbagai bagian tubuh Anda,
termasuk sistem saraf, sistem rangka, sistem peredaran darah dan sistem
reproduksi. Selain itu, tingkat tinggi dari tembaga dalam tubuh dapat
menyebabkan perubahan kepribadian.
Bagi
seseorang dengan kondisi tubuh yang terlalu sensitif terhadap tembaga.
Jumlah tembaga yang terlalu tinggi dalam tubuh atau yang disebut dengan
keracunan tembaga dapat mengakibatkan rambut rontok.
Selama
pemakaian ybs akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat
Kontrasepsi tsb masih berada dalam Rahim dengan cara meraba benang AKDR /
IUD tsb di dalam Vagina.
Spermisida
Spermisida
merupakan salah satu metode kontrasepsi yang mencegah masuknya sperma
ke dalam organ reproduksi wanita untuk menghindari pembuahan sel telur.
Seberapa aman pembunuh sperma ini bisa dipakai?
Spermatisida
atau spermisida adalah bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan
sperma sebelum sperma masuk ke rongga rahim. Sediaannya ada dalam
berbagai bentuk : cream, gel, busa, film, suppositoria dan tablet.
Umumnya mengandung bahan kimia yang dinamakan nonoxynol-9, yang bisa membunuh sperma. Kontrasepsi
ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh
sperma. Spermisida adalah penonaktif sperma yang dapat berupa krim, busa
atau gel. Semua jenis spermisida hanya bekerja selama 1 jam setelah
penggunaan.
Spermatisida lebih efektif jika dipakai kombinasi dengan metode barier lainnya seperti kondom, diaphragma atau cervical
cap. Efektifitasnya jika dipakai tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya
dari 100, yang gagal (menjadi hamil) sekitar 29% dalam pemakaiannya
selama setahun. Sedangkan vaginal douches yang
mengandung spermatisida tidak efektif karena penggunannya setelah
berhubungan seks, sehingga sudah cukup terlambat untuk mencegah masuknya
sperma ke dalam rongga rahim.
Bahan2 spermatisida dapat mengiritasi vagina. Ada sebagian wanita yang sensitif terhadap nonoxynol-9. Spermatisida juga dapat membunuh flora normal yang ada di vagina dan saluran kencing, sehingga dapat menyebabkan infeksi di saluran kencing dan vagina. Spermatisida yang mengandung nonoxynol-9 tidak melindungi terhadap HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (STD) lainnya. Iritasi vagina oleh spermatisida dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual.
Penggunaan spermatisida dapat dimasukkan ke vagina dengan mempergunakan jari atau aplikator yang disediakan, berdasarkan petunjuk pemakian produknya. Semua spermatisida efektif jika dipakai satu jam sebelum having sex. Busa dan gel lebih cepat/segera memberikan perlindungan, sementara jenis yang lainnya seperti suppositoria dan film harus dimasukkan minimal 15 menit sebelum having sex.
Bahan2 spermatisida dapat mengiritasi vagina. Ada sebagian wanita yang sensitif terhadap nonoxynol-9. Spermatisida juga dapat membunuh flora normal yang ada di vagina dan saluran kencing, sehingga dapat menyebabkan infeksi di saluran kencing dan vagina. Spermatisida yang mengandung nonoxynol-9 tidak melindungi terhadap HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (STD) lainnya. Iritasi vagina oleh spermatisida dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual.
Penggunaan spermatisida dapat dimasukkan ke vagina dengan mempergunakan jari atau aplikator yang disediakan, berdasarkan petunjuk pemakian produknya. Semua spermatisida efektif jika dipakai satu jam sebelum having sex. Busa dan gel lebih cepat/segera memberikan perlindungan, sementara jenis yang lainnya seperti suppositoria dan film harus dimasukkan minimal 15 menit sebelum having sex.
Bentuknya
bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum
melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah
kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan.
Penggunaan
spermisida efektif mencegah terjadinya pembuahan sampai 70-80 persen.
Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan
alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam
setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam
pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan. "Spermisida merupakan
salah satu cara yang efektif mencegah kehamilan, tetapi tidak aman dari
penyakit menular seksual. Spermisida dapat menyebabkan alergi pada
beberapa orang, seperti ruam kulit dan iritasi," seperti dikutip
dari onlymyhealth, Selasa (27/3/2012).
Diakuinya,
banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. “Keluhannya,
tidak enak dan timbul alergi”. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan
menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
Terlalu
sering menggunakan spermisida juga dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan genital. Hal ini membuat penularan penyakit menular seksual
semakin mudah. Spermisida tidak dapat melindungi wanita terhadap infeksi
bakteri atau jamur.
Spermisida
dalam bentuk gel atau busa dapat luber ketika digunakan. Jika tidak
diterapkan dengan benar, spermisida dapat bocor keluar dari vagina,
sehingga menurunkan efisiensi penggunaannya.
Menurut
laporan terakhir, penggunaan spermisida kemungkinan dapat menyebabkan
keguguran. Tetapi masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hal ini.
Spermisida
adalah alat kontrasepsi yang baik jika digunakan dengan benar.
Penggunaan spermisida yang dikombinasikan dengan alat kontrasepsi lain
seperti kondom dan diafragma terbukti sangat efektif dalam mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
Berikut ini tip pemakaian spermatisida
- Gel, cream atau busa, Isi aplikator dan masukkan ke vagina sedalam2nya yang masih terasa nyaman (nggak nyeri). Kemudian dorong plunger pada aplikator untuk mengeluarkan gel, cream or busa. Spermatisida yang di semprotkan tadi harus dekat dengan leher rahim.
- Suppositoria, Buang bungkusnya dan masukkan suppositoria kedalam vagina. Masukkan dengan menelusuri bagian dinding belakang vagina sedalam mungkin agar mendekati leher rahim.
- Film, Pastikan jari kering. Letakkan satu lembar film pada ujung jari.dan dorong dengan menelusuri bagian dinding belakang vagina sedalam mungkin sampai mendekati leher rahim.
Pastikan Anda mengikuti petunjuk penggunaan spermisida dengan benar. Cek tanggal kadaluarsa spermisida sebelum menggunakannya.
Metode sawar (diafragma) plus spermisida
Diafragma
berbentuk seperi kubah sirkuler yang dikelilingi cincin metal secara
sirkumferensial. Efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan menambahkan
jelly atau krim spermisidal.
Preparat
diafragma diletakkan di vagina sehingga memisahkan serviks, forniks dan
vagina anterior dengan vagina bagian bawah dan glans penis yang masuk.
Apabila pemasangan kurang tepat, diafrgma dapat terletak miring sehingga
kurang efektif. Jika diafragma terlalu kecil maka tidak dapat
terfiksasi secara adekuat, sebaliknya jika terlalu besar dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, maka diafragma hanya
boleh dibeli berdasarkan resep dokter.
Diafragma
dan agen spermisidal sebaiknya dipasang kira-kira 6 jam sebelum
senggama (karena adanya preparat spermisidal yang tidak tahan lama). Dan
sebaiknya dilepas 6 jam setelah senggama untuk mengurangi
terjadinya toxic shock syndrome(Alcid et.al, 1982).
Angka
kegagalan kontrasepsi dengan menggunakan diafragma cukup bervariasi.
Menurut Vessey et.al (1982), angka kelahiran 1,9-2,4 per 100 pengguna
diafragma. Sedangkan menurut Bounds et.al (1995), angka kegagalannya
12,3 per 100 pengguna.
Selain
sebagai agen kontrasepsi, diafragma dapat menurunkan angka penyakit
menular seksual (Rosenberg et.al, 1992). Namun sebaliknya meningkatkan
angka infeksi saluran urinari. (Hatcher et.al, 1998)
Spons kontrasepsi (contraceptive sponge)
Spons
kontrasepsi adalah bentuk modifikasi dari agen spermisidal. Spons ini
mengandung cakram poliuretan nonoxynol-9 yang dipasang 24 jam sebelum
senggama. Setelah dibasahi, spons ditempatkan di serviks. Spons ini
dapat digunakan dalam beberapa kali senggama tanpa harus diganti. Spons
ini sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah senggama. Walaupun lebih nyaman
dibandingkan diafragma atau kondom, namun efektifitas spons untuk
kontrasepsi lebih rendah.
Tudung servikal (cervical cap)
Tudung
servikal bermerk Prentif® disetujui oleh FDA tahun 1988. Bentuknya
seperti mangkuk, fleksibel (terbuat dari bahan karet) dan diletakkan di
dasar serviks. Dapat dipasang sendiri dan dibiarkan hingga 48 jam.
Efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan agen spermisidal, dan jika
dipasang dengan benar dapat setara dengan diafragma. Namun harganya
cukup mahal dan jika dipasang kurang tepat dapat menurunkan
efektifitasnya.
Sterilisasi
Sterilisasi
adalah kontrasepsi yang paling efektif. Banyak masyarakat yang salah
paham antara kebiri dengan MOP, kebiri adalah pengangkatan testis,
sementara MOP dilakukan dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada
kulit scrotum (kantung buah zakar), kemudian saluran keluarnya diikat
sehingga ketika keluar tidak mengandung sperma lagi. Dengan MOP,
produksi hormon testoteron pria tetap berjalan seperti biasa. Sementara
kebiri membuat laki-laki tidak bisa memproduksi sperma lagi. “MOP ini
tidak perlu dikhawatirkan menimbulkan impotensi, semua fungsi kejantanan
laki-laki masih normal dengan metode MOP,
Jenis sterilisasi asa 2 yaitu:
- Pada sterilisasi pria, vasektomi, vas deferens ditutup sehingga tidak ada sperma yang keluar, meskipun tetap ejakulasi.
- Pada sterilisasi wanita (tubektomi), saluran tuba falopi ditutup sehingga sel telur tidak keluar.
Ini
mungkin alat kontrasepsi terbaik. Tanpa karet latex, tanpa pil harian,
tanpa mengganggu siklus hormon, dan 100 persen efektif.
Sebuah
prosedur bernama RISUG di India mampu menghambat dan mengontrol sperma.
Dokter yang melakukan prosedur itu akan memberi anestesi lokal kepada
pasien laki-laki. Kemudian, ia membuat sebuah lubang kecil di dasar
skrotum (kantung pembungkus buah zakar). Dengan tang sangat kecil, ia
mengeluarkan saluran sperma dan menyuntikkan gel polimer ke dalamnya.
Gel
yang sering disebut Vasalgel itu bekerja memecah sperma di di dalam
alat reproduksi pria. Seluruh prosedur ini berlangsung selama 15 menit
dan efektivitasnya berjangka waktu 10 tahun.
Menurut
lembaga nirlaba Male Contraception Information Project, jika pasien
kemudian memutuskan ingin memiliki anak, ia dapat meminta suntukan
pemicu kerja sperma. Dalam dua hingga tiga bulan, pembuatan bayi bisa
dimulai.
Studi
ini telah berlangsung selama 25 tahun dan terbukti aman untuk hewan dan
manusia. Para peneliti berharap dalam tiga tahun mendatang prosedur
RISUG bisa dipasarkan di Amerika Serikat.
Keuntungan
sterilisasi adalah Anda tidak akan perlu memikirkan kontrasepsi
selamanya. Kekurangannya, sifatnya permanen (tidak bisa dibatalkan).
Perlu diingat bahwa tidak ada kontrasepsi yang 100 persen efektif.
KONTRASEPSI MANTAP
Dipilih
dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki.
Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk
wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran
telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat
keturunan lagi.
Aman Bagi Pasangan Baru Menikah
Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana untuk menunda kehamilan. Apa saja itu?
1. KONDOM
Sperma
yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam
rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan
bocor.
2. PANTANG BERKALA
Untuk
menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam
masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya
mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat
dibutuhkan dalam
hal ini.
3. SENGGAMA TERPUTUS
Cara
ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat
kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak
mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup
tinggi, 30-35 persen. “Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol,
sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa
masuk vagina.” ujar Andon.
Cocok Tidaknya Pilihan Anda, Tidak cocok jika:
- Berat Tubuh Tidak Stabil; Apakah tubuh menjadi kurus atau gemuk? Seandainya ada perubahan dari berat normal, kemungkinan kontrasepsi yang digunakan tidak cocok.
- Timbul Rasa Nyeri; Bisa nyeri kepala, nyeri otot, kram perut.
- Perubahan Emosi; Muncul gelisah, depresi, dan sebagainya.
- Pola Haid Terganggu; Darah keluar menjadi banyak sekali, sedikit, atau tidak ada sama sekali.
- Timbul Keputihan; Jumlahnya banyak dan mengandung bau.
Khasiat Kontrasepsi Bisa Rusak Gara-gara Kesalahan Ini
Meskipun
tak pernah lupa meminum pil KB, selalu menyediakan stok kondom, atau
melihat kalender untuk melihat masa subur, bukan berarti sudah aman dari
kehamilan yang tak direncanakan. Hanya dengan melakukan sedikit
kesalahan, sangat mudah untuk mengurangi efektifitas alat kontrasepsi
tanpa disadari. Dan kelalaian ini sangat umum ditemui.
1. Lupa minum pil
Apa
yang terjadi jika lupa meminum pil? Meminum dua pil di hari berikutnya
dapat membantu mencegah kehamilan, tetapi bisa mengganggu kenyamanan
perut.
"JIka
lupa meminum pil kontrasepsi, hanya satu pil saja yang lupa diminum
dapat meningkatkan risiko hamil. Itu karena pil KB tidak terkandung
dalam tubuh untuk waktu yang lama. Jadi sebaiknya menentukan sendiri
pengingat harian. Sebaiknya pil KB diminum setiap hari untuk mencegah
ovulasi dan meminumnya pada waktu yang sama setiap hari akan mendapatkan
efek yang optimal," kata D. Michael Armstrong, MD, profesor klinis di
departemen obstetri dan ginekologi di University of North Carolina
School of Medicine di Chapel Hill seperti
dilansir everydayhealth.com, Rabu (6/3/2012).
Jika
tidak meminum pil dan berhubungan seks, pertimbangkanlah mengenakan
kontrasepsi darurat yang dibeli di toko obat. Bisa juga memasang alat
kontrasepsi intrauterine device (IUD). Kontrasepsi darurat dapat
mencegah kehamilan hingga lima hari setelah berhubungan seks, tapi
paling efektif jika diminum dalam waktu 24 jam saat berhubungan seks.
2. Berhubungan seks tanpa metode cadangan setelah baru mengkonsumsi pil KB
Jika
baru saja selesai haid dan berada dalam lima hari pertama dari siklus
baru, kombinasi pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestin
bisa digunakan tanpa harus menggunakan metode cadangan. Namun, jika
mulai meminum pil KB di tengah-tengah siklus bulanan, harus menggunakan
kondom selama setidaknya tujuh hari untuk memastikan tidak hamil. Pil
progestin harus ditambahi dengan metode cadangan untuk dua hari pertama.
3. Kondom kedaluwarsa atau rusak
Kondom
memiliki tanggal kadaluwarsa, jadi selalu periksalah setiap kali
menggunakannya. Kondom juga tidak efektif dalam suhu panas yang ekstrim,
maka kondom sebaiknya jangan disimpan di dalam dompet.
4. Menyimpan pil KB di tempat yang salah
Pil
KB cukup kuat dan tidak perlu terlalu khawatir di mana akan
menyimpannya. Yang paling penting adalah menyimpannya di tempat yang
mudah diingat. Simpanlah pil KB di kotak obat atau di tempat penyimpanan
sikat gigi, jangan simpan di dompet.
Beberapa
alat kontrasepsi dalam bentuk cincin vagina harus disimpan pada suhu
kamar atau dalam lemari es. Pada suhu kamar, cincin dapat bertahan
sekitar tiga atau empat bulan. Tetapi jika menyimpan dalam lemari es
pada suhu -3 sampai 3 derajat Celcius, cincan dapat bertahan sampai
tanggal kadaluwarsa seperti yang tertera pada kemasan. Jika lupa
menyimpannya di dalam mobil atau di tempat lain yang hangat, sebaiknya
segera dibuang.
5. Menjalani pengobatan yang menurunkan efektivitas pil KB
Beberapa
obat berinteraksi negatif dengan pil kontrasepsi. Jika sedang meminum
obat-obat ini, ada baiknya menggunakan kontrasepsi cadangan untuk
sementara. Obat antibiotik rifampisin, obat untuk infeksi ragi, obat
untuk mengobati HIV, obat tertentu untuk mengobati kejang, atau tanaman
Hypericum perforatum untuk mengatasi depresi dapat menurunkan
efektivitas pil KB.
6. Mengandalkan metode penarikan dan menghitung masa subur
Untuk
menghindari kehamilan, para pria seringkali menarik penisnya dari
vagina sebelum ejakulasi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa empat dari
100 wanita akan tetap hamil. Itu karena sperma tidak harus dikeluarkan
di dalam vagina dan hanya dibutuhkan satu sperma untuk hamil. Jika
metode penarikan tidak dilakukan dengan benar, risiko kehamilan naik
menjadi 27 persen.
Mencari
tahu masa subur wanita dapat dilakukan untuk menemukan saat yang tepat
dalam berhubungan seks. Metode ini efektif bila wanita berovulasi secara
teratur dan dapat melacak kesuburannya dengan benar. Namun, jika tidak
berovulasi secara teratur, akan sulit untuk menemukan saat yang tepat
untuk menghindari kehamilan. Jika wanita tidak melacak tanda-tanda
kesuburannya dengan benar, mereka memiliki kemungkinan 24 persen hamil.
0 komentar :
Posting Komentar